tag:blogger.com,1999:blog-11267633008610704122024-03-13T22:01:10.649-07:00Etika Dan ProfesionalismeImam Utomo 4Ka05 Semester 8http://www.blogger.com/profile/10635153476718350575noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-1126763300861070412.post-43236574531884725552010-04-12T10:08:00.000-07:002010-04-12T10:55:51.161-07:00Tugas Ke TigaBagaimanakah ciri-ciri profesionalisme di bidang IT dan kode etik profesional yang seperti apa yang harus dipunyai oleh seorang IT. Buat minimal dalam 3 paragraf !<br /><br />Ciri-ciri profesionalisme di bidang IT :<br /><ul style="text-align: justify;"><li>Mengkaji penggunaan kembali perangkat lunak dengan tidak mengasumsikan bahwa perangkat lunak yang sudah ada aman dan dapat digunakan kembali.</li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Melindungi, perlu jaminan yang meyakinkan akan keamanan sistem.</li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Kejujuran, jujur dan terbuka mengenai kemampuan, keamanan, dan keterbatasan dari perangkat lunak.</li></ul><br />Kode etik profesional :<br /><div style="text-align: justify;"><ul><li>Menghargai pekerjaan orang lain.</li></ul><ul><li>Akurat dalam menyatakan karakteristik perangkat lunak yang dikerjakan.</li></ul><ul><li>Bertanggung jawab untuk mendapatkan, memperbaiki, dan melaporkan kesalahan dalam sistem dan dokumentasi yang terkait yang sedang dikerjakan.</li></ul><ul><li>Berikan pemahaman yang adil akan pendapat, perhatian, dan keberatan dari rekan sejawat.</li></ul><ul><li>Untuk hal-hal di luar kompetensi yang dimiliki, minta pendapat dari profesional yang berkompetensi di bidang tersebut.</li></ul><ul><li>Meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan sistem berkualitas yang aman, andal, dan berguna.</li></ul><ul><li>Meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan dokumentasi yang akurat, informatif, dan ditulis dengan baik.</li></ul><br />Kode etik profesional dalam pengembangan sistem :<br /><ul style="text-align: justify;"><li>Jujur akan keterbatasan pengetahuan dan pengalamannya.</li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Tidak terkaikat dengan praktik Korupsi Berjama'ah.</li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Simpan setiap informasi rahasia, konsisten dengan kepentingan umum dan hukum.</li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Berupaya untuk mutu yang tinggi, biaya yang wajar, dan jadwal yang beralasan.</li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Lakukan pengujian, penghapusan bug, dan pengkajian yang memadai terhadap sistem dan dokumen yang terkait.</li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Menghadapi setiap perawatan sistem dengan profesionalisme yang sama dengan pengembangan baru.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"></div><ul style="text-align: justify;"><li>Yakini bahwa para pengembang sistem telah diberitahukan standar-standar yang akan digunakan.</li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Tidak memberikan sanksi kepada siapapun yang memberikan perhatian etis mengenai proyek.</li></ul><div style="text-align: justify;"></div><ul style="text-align: justify;"><li>Memiliki keyakinan yang kuat bahwa sistem aman, memenuhi standar, melewati berbagai pengujian dan tidak mengurangi kualitas hidup, privasi, atau mengganggu lingkungan.</li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Menyingkap setiap bahaya potensial pada pengguna.</li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Harus adil dan hindari kecurangan dalam setiap pernyataan terkait dengan sistem.</li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Memberikan honor yang adil dan memadai.</li></ul><div style="text-align: justify;">Dari sekian banyak kode etik maka kita di harapkan mengerti tata aturan untuk menjadi seorang profesional yang baik dan mementingkan asas kejujuran dan keadilan selamat mencoba!<br /></div>Imam Utomo 4Ka05 Semester 8http://www.blogger.com/profile/10635153476718350575noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1126763300861070412.post-91982341052127143622010-04-12T08:44:00.000-07:002010-04-12T10:07:50.380-07:00Tugas Ke DuaApa yang anda ketahui tentang Cybercrime, jelaskan dan berikan contohnya !<br /><br />Cybercrime adalah kejahatan yang dilakukan menggunakan komputer dan internet.<br /><br />Contohnya seperti:<br /><ul><li>Mencuri identitas seseorang.</li></ul><ul><li>Menjual barang selundupan.</li></ul><ul><li>Pencurian pada mesin ATM.</li></ul><ul><li>Bukti transfer palsu.</li></ul><ul><li>Menyebar virus untuk komputer</li></ul><ul><li>Pencemaran nama baik seseorang (Facebook)</li></ul><ul><li>Kejahatan radikalisme (Jaringan Teroris)</li></ul><ul><li>Perdanganan anak dibawah umur</li></ul><ul><li>Perdagangan pulau terpencil</li></ul>Masih banyak lagi kejahatan yang akan terjadi maka waspadalah, waspadalah, !!!!Imam Utomo 4Ka05 Semester 8http://www.blogger.com/profile/10635153476718350575noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1126763300861070412.post-19515864300547586242010-04-10T19:26:00.000-07:002010-04-10T20:08:45.376-07:00Talk About Ethics And Professionalism<span style="font-weight: bold;">The Social Importance of Professional Ethics</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">The social impact of professional ethics is paradoxical. Moore points out the small proportion of those employed in the wrold that are even approximately professional. This included only 6 to 8 percent of the work force in the most professionalized countries of Western Europe, Canada, and the United States in 1945. More significant is the pettern of growth in industrial countries and in underdeveloped countries as they industrialize. The number of professionals increased from about 4 percent in 1900 to 8 percent in 1945, 12 percent in 1950, and 13 percent in 1966. Throughout the world, professionalization of occupations accompanies the application of technological knowledge to the solution of human problems.<br /></div><br />A professional:<br /><ul><li>Is responsible for his own actions and cannot rely on any external authority to make his decisions for him.</li></ul><ul><li>Cannot ignore ethical and moral issues.</li></ul><ul><li>Must make sure that he is solving the real problem, not simply providing short-term satisfaction to his supervisor.</li></ul><ul><li>Shouldn’t hesitate to “blow the whistle”.</li></ul><br /><div style="text-align: justify;">The Importance of Professional Ethics to the Individual<br /><br />Whether or not one approves of the present state of society, one must live with it. One needs a personal ethic pending its reform. Work is a central part of live, so one needs a work ethic to function in an imperfect society. All men and a growing percent age of women are expected to "earn a living" by going out into the workplace. Even those who remain in the home are expected to put in a full day's work. It is no longer morally acceptable to devote one's life to amusement, even if one has the resources to do so.<br /><br /></div>Imam Utomo 4Ka05 Semester 8http://www.blogger.com/profile/10635153476718350575noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1126763300861070412.post-6259546095206371552010-03-29T02:42:00.000-07:002010-03-29T03:20:17.623-07:00The Challenge Ethics and Professionalism<div style="text-align: justify;">Istilah <span style="font-weight: bold;">"Perilaku Moral"</span> diterapkan dalam mengevaluasi perilaku pribadi seorang warga negara dan dinilai dibandingkan dengan norma-norma masyarakat. Istilah <span style="font-weight: bold;">"Perilaku Etis"</span> akan diterapkan pada perilaku warga negara dalam masalah pekerjaan dan dinilai dibandingkan dengan standar profesi, yang secara resmi dinyatakan dalam pernyataan yang disebut kode etik.<br /><br />Membedakan antara perilaku moral dan etika diperlukan karena orang memiliki nilai lebih luas kewajiban ketika berfungsi sebagai profesional daripada ketika nilai memecahkan dilema dalam kehidupan pribadi mereka. Seorang profesional mempunyai pengetahuan khusus yang harus diterapkan untuk melayani empat entitas: majikan, klien dari majikan, profesi, dan yang paling penting, masyarakat. Seorang profesional juga memiliki kewajiban <span style="font-weight: bold;">Moral</span> yang sah. Selain penerapan pengetahuan teknis dan pertimbangan yang tepat pada faktor-faktor ekonomi, profesional harus benar keseimbangan nilai kewajiban kepada masing-masing empat entitas. Sebagai contoh, karyawan harus <span style="font-weight: bold;">Setia</span> kepada majikan, <span style="font-weight: bold;">Jujur</span> Dengan Klien, <span style="font-weight: bold;">Menghormati</span> <span style="font-weight: bold;">Profesi</span>, dan <span style="font-weight: bold;">Peka</span> Terhadap Kesehatan dan Keselamatan <span style="font-weight: bold;">Publik</span>. Nilai-nilai seperti <span style="font-weight: bold;">Kesetiaan</span>, <span style="font-weight: bold;">Kejujuran</span>, <span style="font-weight: bold;">Rasa Hormat</span>, dan <span style="font-weight: bold;">Kepekaan</span> terhadap <span style="font-weight: bold;">Keselamatan Publik</span> ditekankan dalam kode etik profesional.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tantangan Etis Pada Pengambilan Keputusan</span><br /><br />Harus rasional dalam penilaian etika oleh profesional adalah hal yang penting karena implikasi penting dari keputusan mereka kepada masyarakat. Mereka membuat keputusan yang mempengaruhi lingkungan, mengalokasikan sumber daya manusia, mempengaruhi kesehatan dan keselamatan publik, mendistribusikan uang publik, dan mempengaruhi kehidupan generasi mendatang. Etis melakukan, atau pengambilan keputusan profesional, adalah syarat yang diperlukan untuk menjadi yang disebut seorang <span style="font-weight: bold;">Profesional</span>. Seorang profesional harus mampu bersaing dengan benar keseimbangan nilai-nilai dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi masyarakat dan klien, terutama di mana pribadi, sosial, dan nilai-nilai budaya . Nilai isu harus benar seimbang dalam kerangka etika Profesional diabaikan tetapi merupakan faktor penting dalam keberhasilan pengelolaan sumber daya manusia. Situasi dengan etika membutuhkan nilai matang dan keputusan yang rasional. Ekonomi, politik, dan sosiologis akan menjadi kendala. Matang dalam pengambilan keputusan menjadi etis tidaklah mudah, dan profesional sering dikritik oleh mereka yang merasa dirugikan oleh keputusan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pembangunan Berkelanjutan</span><br /><br />Pembangunan yang berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengkompromikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, melibatkan berbagai konflik-konflik nilai: yakni, kebebasan dari generasi sekarang untuk menggunakan sumber daya bahwa generasi masa depan mungkin kebutuhan untuk bertahan hidup, dan kebutuhan generasi sekarang untuk mempraktekkan disiplin diri sehingga lingkungan akan tetap sehat untuk generasi mendatang. <span style="font-weight: bold;">Kebebasan Individu, Kelangsungan Hidup, Disiplin Diri, dan Kesehatan</span> adalah nilai penting. Demikian pula, <span style="font-weight: bold;">Bersih</span> dan <span style="font-weight: bold;">Aman</span> merupakan salah satu keprihatinan pemimpin yang profesional dalam memenuhi tanggung jawab <span style="font-weight: bold;">Etika</span> mereka untuk pembangunan berkelanjutan. Di sini, kata <span style="font-weight: bold;">"Bersih"</span> dan <span style="font-weight: bold;">"Aman"</span> adalah nilai yang memerlukan penilaian dengan baik. Seorang yang tidak menghormati nilai-nilai ini dan tidak memiliki <span style="font-weight: bold;">Etika Kedewasaan</span> untuk benar dalam pengambilan keputusan tidak dapat dianggap sebagai professional yang ber-<span style="font-weight: bold;">iman</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kode Etik</span><br /><br />Kode etik adalah nilai panduan untuk profesional harus mengikuti agar tetap terdaftar sebagai anggota profesi. Kode tersebut tidak harus dan tidak boleh dilakukan. Oleh karena itu, untuk seorang profesional muda, mereka mungkin tampak samar pernyataan. Sebagai contoh, mungkin kode negara yang profesional terpenting harus memegang <span style="font-weight: bold;">Keselamatan, Kesehatan, dan Kesejahteraan Publik,</span> atau bahwa mereka harus bertindak sebagai <span style="font-weight: bold;">"Agen"</span> yang setia dalam hal-hal yang profesional untuk setiap pemimpin atau klien. Penekanan pada nilai-nilai ini terbukti melalui istilah <span style="font-weight: bold;">"Keamanan Publik"</span> dan <span style="font-weight: bold;">"Setia"</span>. Ketika seseorang dihadapkan dengan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan isu-isu sumber daya manusia, seperti pembangunan berkelanjutan dan system perekonomian, interpretasi pedoman ini tidak selalu jelas. Perbedaan pendapat dapat mengakibatkan seorang profesional untuk dituntut keahliannya. Jika salah mengartikan kode-kode atau mengabaikan mereka dapat mengakibatkan seseorang kehilangan pekerjaannya, atau bahkan dikeluarkan dari profesi. Jadi, pemahaman isu-isu nilai dan mampu membuat keputusan hanya sebagai hal penting bagi praktisi sumber daya manusia seperti pengetahuan teknis.<br /><br />McCuen, Richard H. <span style="font-style: italic;">Applied Ethics in Professional Practice</span>. Verona, NJ: The Institute of Professional Practice, 1999.<br /><br /></div>Imam Utomo 4Ka05 Semester 8http://www.blogger.com/profile/10635153476718350575noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1126763300861070412.post-13855819511337111972010-03-08T10:05:00.000-08:002010-04-12T09:30:39.621-07:00Tugas Ke SatuJelaskan tentang Etika & Profesional ?<br /><br /><div style="text-align: justify;">Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi dan menentukan isu-isu etis. Salah satu cara yang paling umum mengkategorikan pendekatan ini adalah aturan kriteria vs konsekuensi. Yang pertama berpendapat bahwa perbuatan kita harus dibimbing oleh aturan umum atau prinsip-prinsip: tidak merugikan; mengatakan yang sebenarnya, jangan mencuri, menghormati orang. Yang kedua berpendapat bahwa kita harus menilai kebenaran dari suatu tindakan atau keputusan dengan konsekuensi yang mungkin akan terjadi. Paling umum pendekatan kedua mengidentifikasi beberapa nilai atau nilai-nilai, dan mengukur tindakan oleh sejauh mana nilai-nilai ini atau tidak disempurnakan, atau kemajuan yang dibuat ke arah tujuan tertentu, seperti kehidupan yang lebih baik untuk semua.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Etika adalah Bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan, Dilarang melakukan Pembajakan, Dilarang melakukan Penipuan dan Penyalahgunaan Kekuasaan, Berkewajiban Menghormati Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan Dilarang Melakukan Sabotase Hukum.<br /></div><br />Profesional adalah memahami kode etik sebagai seorang profesional, dengan mementingkan asas kejujuran dan keadilan baru bisa jadi orang yang profesional.<br /><br /><div style="text-align: justify;">Salah satu hal yang membedakan sifat setiap profesi adalah adanya kode perilaku profesional atau etika bagi para anggotanya. Perilaku etika memerlukan perimbangan lebih daripada aturan perilaku dan pengaturan aktivitas. Etika profesional harus lebih luas daripada prinsip-prinsip moral. Harus mencakup standar perilaku utk seorang profesional yg dirancang baik utk tujuan praktis maupun tujuan ideal. Harus dapat mendorong perilaku ideal, tetapi pada saat yg sama harus realistis dan dapat dipaksakan.<br /></div>Imam Utomo 4Ka05 Semester 8http://www.blogger.com/profile/10635153476718350575noreply@blogger.com0