Campus

Campus
Universitas Gunadarma

Senin, 29 Maret 2010

The Challenge Ethics and Professionalism

Istilah "Perilaku Moral" diterapkan dalam mengevaluasi perilaku pribadi seorang warga negara dan dinilai dibandingkan dengan norma-norma masyarakat. Istilah "Perilaku Etis" akan diterapkan pada perilaku warga negara dalam masalah pekerjaan dan dinilai dibandingkan dengan standar profesi, yang secara resmi dinyatakan dalam pernyataan yang disebut kode etik.

Membedakan antara perilaku moral dan etika diperlukan karena orang memiliki nilai lebih luas kewajiban ketika berfungsi sebagai profesional daripada ketika nilai memecahkan dilema dalam kehidupan pribadi mereka. Seorang profesional mempunyai pengetahuan khusus yang harus diterapkan untuk melayani empat entitas: majikan, klien dari majikan, profesi, dan yang paling penting, masyarakat. Seorang profesional juga memiliki kewajiban Moral yang sah. Selain penerapan pengetahuan teknis dan pertimbangan yang tepat pada faktor-faktor ekonomi, profesional harus benar keseimbangan nilai kewajiban kepada masing-masing empat entitas. Sebagai contoh, karyawan harus Setia kepada majikan, Jujur Dengan Klien, Menghormati Profesi, dan Peka Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Publik. Nilai-nilai seperti Kesetiaan, Kejujuran, Rasa Hormat, dan Kepekaan terhadap Keselamatan Publik ditekankan dalam kode etik profesional.

Tantangan Etis Pada Pengambilan Keputusan

Harus rasional dalam penilaian etika oleh profesional adalah hal yang penting karena implikasi penting dari keputusan mereka kepada masyarakat. Mereka membuat keputusan yang mempengaruhi lingkungan, mengalokasikan sumber daya manusia, mempengaruhi kesehatan dan keselamatan publik, mendistribusikan uang publik, dan mempengaruhi kehidupan generasi mendatang. Etis melakukan, atau pengambilan keputusan profesional, adalah syarat yang diperlukan untuk menjadi yang disebut seorang Profesional. Seorang profesional harus mampu bersaing dengan benar keseimbangan nilai-nilai dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi masyarakat dan klien, terutama di mana pribadi, sosial, dan nilai-nilai budaya . Nilai isu harus benar seimbang dalam kerangka etika Profesional diabaikan tetapi merupakan faktor penting dalam keberhasilan pengelolaan sumber daya manusia. Situasi dengan etika membutuhkan nilai matang dan keputusan yang rasional. Ekonomi, politik, dan sosiologis akan menjadi kendala. Matang dalam pengambilan keputusan menjadi etis tidaklah mudah, dan profesional sering dikritik oleh mereka yang merasa dirugikan oleh keputusan.

Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan yang berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengkompromikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, melibatkan berbagai konflik-konflik nilai: yakni, kebebasan dari generasi sekarang untuk menggunakan sumber daya bahwa generasi masa depan mungkin kebutuhan untuk bertahan hidup, dan kebutuhan generasi sekarang untuk mempraktekkan disiplin diri sehingga lingkungan akan tetap sehat untuk generasi mendatang. Kebebasan Individu, Kelangsungan Hidup, Disiplin Diri, dan Kesehatan adalah nilai penting. Demikian pula, Bersih dan Aman merupakan salah satu keprihatinan pemimpin yang profesional dalam memenuhi tanggung jawab Etika mereka untuk pembangunan berkelanjutan. Di sini, kata "Bersih" dan "Aman" adalah nilai yang memerlukan penilaian dengan baik. Seorang yang tidak menghormati nilai-nilai ini dan tidak memiliki Etika Kedewasaan untuk benar dalam pengambilan keputusan tidak dapat dianggap sebagai professional yang ber-iman.

Kode Etik

Kode etik adalah nilai panduan untuk profesional harus mengikuti agar tetap terdaftar sebagai anggota profesi. Kode tersebut tidak harus dan tidak boleh dilakukan. Oleh karena itu, untuk seorang profesional muda, mereka mungkin tampak samar pernyataan. Sebagai contoh, mungkin kode negara yang profesional terpenting harus memegang Keselamatan, Kesehatan, dan Kesejahteraan Publik, atau bahwa mereka harus bertindak sebagai "Agen" yang setia dalam hal-hal yang profesional untuk setiap pemimpin atau klien. Penekanan pada nilai-nilai ini terbukti melalui istilah "Keamanan Publik" dan "Setia". Ketika seseorang dihadapkan dengan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan isu-isu sumber daya manusia, seperti pembangunan berkelanjutan dan system perekonomian, interpretasi pedoman ini tidak selalu jelas. Perbedaan pendapat dapat mengakibatkan seorang profesional untuk dituntut keahliannya. Jika salah mengartikan kode-kode atau mengabaikan mereka dapat mengakibatkan seseorang kehilangan pekerjaannya, atau bahkan dikeluarkan dari profesi. Jadi, pemahaman isu-isu nilai dan mampu membuat keputusan hanya sebagai hal penting bagi praktisi sumber daya manusia seperti pengetahuan teknis.

McCuen, Richard H. Applied Ethics in Professional Practice. Verona, NJ: The Institute of Professional Practice, 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar